breaking
Gambar tema oleh mskowronek. Diberdayakan oleh Blogger.

menulis untuk peradaban

menulis untuk peradaban

renungan & kontemplasi

renungan & kontemplasi

celoteh anak negeri

celoteh anak negeri

Forum Lingkar Pena (FLP) Lumajang berangkat dari keinginan bersama untuk berkarya di kota Lumajang. Berawal dari diskusi sastra, kami nekat menggagas acara bedah buku di sebuah warung makan di pinggiran kota Lumajang, Dapoer Bunda, tepat pada hari Sabtu, tanggal 12 September 2015. Berbekal sedikit ilmu dan wawasan tentang dunia kesusastraan di Indonesia, kami memilih novel Asma Nadia berjudul "Cinta Di Ujung Sajadah" untuk didiskusikan.

Novel tersebut sengaja kami pilih karena sangat ringan dengan tampilan fisik yang tidak begitu tebal. Di acara itulah kami mulai membahas tentang persiapan pembentukan FLP Lumajang. Awalnya kami pesimis dengan acara yang tergolong langka di Lumajang ini, Alhamdulillah bermodal sharing info via sosial media dan komunikasi ke beberapa teman, malam itu hadir sekitar sepuluh orang, tujuh orang muslimah, dan sisanya muslim.

Dari pertemuan sederhana itu, kami menggagas pembentukan FLP Cabang Lumajang yang sebelumnya sempat kami komunikasikan ke salah satu kawan FLP Malang. Tak tanggung-tanggung, kami juga menyusun bakal kepengurusan FLP Lumajang, dengan Novi Istina yang terpilih sebagai ketua secara aklamasi. Pemilik Rumah Baca Pelangi yang juga biasa dipanggil Bunda Novi itu bukanlah wanita biasa, beliau adalah pendiri sekaligus ketua FLP Ranting Universitas Negeri Malang pertama di tahun 2005, beliau juga aktif mengisi berbagai kegiatan dakwah, sosial dan pendidikan.

Memang benar, Allah memudahkan setiap keinginan hambanya yang mau berusaha dan berniat tulus untuk berbagi kebaikan. Draft kepengurusan FLP Lumajang langsung disetujui oleh FLP Wilayah Jawa Timur, bertepatan dengan Rangkaian Turun ke Bawah (Turba) FLP Jatim di 3 kota, FLP Lumajang diresmikan langsung oleh FLP Jatim tepat hari Ahad, 15 November 2015. Seremonial peresmian FLP Lumajang diadakan di Warung Kembang (Warkem) dengan acara tumpengan, Ketua FLP Jatim Raif Amir resmi mengukuhkan kepengurusan FLP Cabang Lumajang.

Di tengah pandangan dunia yang menyoroti Lumajang dengan tragedi Salim Kancil dan kasus mafia tambang pasir, hari itu kami FLP Cabang Lumajang bertekat akan mencetak seribu pejuang-pejuang pena untuk menuliskan sebuah sejarah indah tentang Lamadjang, dengan sejuta kelebihan daya tarik dan pesona keindahan pariwisata serta masyarakatnya yang ramah. Semoga cita-cita ini segera terwujud lewat kerja keras para pejuang-pejuang pena yang tak pernah lelah mengayunkan tintanya demi sebuah tegaknya peradaban.

FLP Lumajang: Berkarya, Bermakna dan Menginspirasi.

Facebook | Twitter | Instagram